GRESIK (PMIJawaTimur.or.id) – Sebanyak 40 peserta utusan dari kabupaten/kota di Jawa Timur mengikuti Diklat Simulasi Tanggap Darurat bencana (TDB) di Pusdiklat PMI Pusat di Gresik. Diklat dimulai Selasa (17/9/2024) malam sampai tujuh hari kedepan. Simalusasi tanggap darurat bencana di buka Wakil ketua PMI Jawa Timur H. Soebagyo SW.
Dalam amanatnya Soebgayo SW menekankan bahwa tugas PMI sudah tercantum dalam undang undang No.1/2018 dan penanganan bencana seperti gempa, bencana alam lainnya relawan PMI harus sudah berada di tempat (lokasi bencana) enam jam setelah terjadi bencana. Sebab itu relawan PMI harus memiliki ketrampilan.
“Kalian harus bersyukur bisa mengikuti diklat simulasi TDB karena tidak semua orang berada di tempat ini,” tandas Soebagyo SW memberikan motivasi.
Apalagi tadi ketua panitia telah melaporkan TDB ini hanya diikuti 40 orang. Berarti mereka adalah orang orang pilihan dan berkemampuan.
Hari ini adalah tanggal 17, persis sebulan setelah bangsa Indonesia memperingati Kemedekaanya. Tanggal 17 September merupakan hari lahirnya PMI (Palang Merah Indonesia). Saya hanya mengingatkan agar kalian semua paham betul arti sebuah perjuangan.
Soebagyo menyatakan ada tiga hal penting yang wajib di pahami peserta yakni tanggap perencanaan, tanggap penanganan bencana dan pemulihan.
Jadi simulasi tanggap darurat bencana adalah upaya meningkatkan kemampuan para KSR . Selain itu juga untuk menyiapkan momentum besar yaitu temu karya nasional dimana Jawa Timur pernah menorehkan prestasi luar biasa.
Sementara itu ketua pelaksana Diklat Simulasi TDB Budi Suprayitno dalam laporannya menjelaskan, simulasi tanggap darurat yang diikuti 40 peserta perwakilan kabupaten/kota di Jawa Timur. Memang tidak semua kabupaten/kota terwakili mengingat ada juga satu kabupaten mengirimkan lebih dari satu.
Peserta adalah mereka yang pernah mengikuti pelatihan teknis sesuai dengan bidangnya masing masing terdiri KSR dan staf Markas. Materi seperti assismen, pusdatin (Pusat Data dan Informasi), lalu ada early warning system, penanganan bencana.
Menurtut Budi Suprayitno, sesuai rencana strategis dimana PMI sejak tahun 2019-2024 perlu kiranya terus meningkatkan kesiapsiagaan dalam merespon setiap terjadinya bencana secara cepat.
“PMI Jawa Timur terus berupa membantu korban bencana dengan meningkatkan kapasitas kelembagaan, personil dan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan korban bencana. Sebab itu PMI terus menerus menerapkan nilai nilai ketrampilan peserta dalama melakukan layanan TDB, merancang program tanggap darurat bencana , mengaplikasikan layanan TDB,”
Metode diklat simulasi tanggap darurat meliputi ceramah dan diskusi, studi kasus, diskusi kelompok, sharing pengalaman, tanya jawab interaktif dan simulasi real time. (*)