Gresik (pmijawatimur.or.id) – Kontingen PMI Kabupaten Pasuruan Kampanyekan Aksi Adaptasi Perubahan Iklim di JUMBARA PMR Jawa TimurJumpa Bakti Gembira (JUMBARA) Palang Merah Remaja ke-X PMI Provinsi Jawa Timur resmi digelar pada 16–21 September 2025 di Bumi Perkemahan Semen Gresik, Jawa Timur. Kegiatan lima tahunan ini menjadi ruang belajar bersama bagi anggota PMR dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
JUMBARA merupakan bagian penerapan Tri Bakti PMR, yaitu meningkatkan keterampilan hidup sehat, berkarya dan berbakti di masyarakat, serta mempererat persahabatan nasional dan internasional.Dalam ajang besar ini, Kontingen PMI Kabupaten Pasuruan menampilkan kreativitasnya dengan mengangkat tema Aksi Adaptasi Perubahan Iklim. Di bagian depan kavling, mereka menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang dilengkapi poster edukatif tentang manfaat toga sekaligus ajakan menjaga iklim.A. Syauqil Adib, M.PdI selaku Pimpinan Kontingen PMI Kabupaten Pasuruan menyampaikan bahwa konsep adaptasi perubahan iklim yang diusung merupakan bentuk edukasi nyata bagi relawan muda.

“Proses ini perlu dikenalkan sejak dini agar menjadi pembiasaan dalam keseharian mereka, sehingga bisa survive dalam keadaan apapun dan siap menghadapi perubahan iklim yang terjadi,” ujarnya.Implementasi tema ini diwujudkan melalui penataan kavling dengan berbagai tanaman, termasuk toga, serta kebiasaan ramah lingkungan seperti penggunaan tumbler untuk minum selama kegiatan.
Inisiatif ini mendapat apresiasi dari pengamat Jumbara PMI Provinsi Jawa Timur, yang menilai Pasuruan berhasil menanamkan nilai adaptasi iklim secara nyata.Amirul Yasin, selaku pengamat bidang Remaja Tangguh, menambahkan bahwa PMR dapat menerapkan aksi iklim dengan prinsip BISHA: Bersih, Indah, Sehat, Hijau, dan Aman. Menurutnya, BISHA adalah panduan sederhana yang dapat dibiasakan remaja untuk menjaga lingkungan.Tak hanya itu, seluruh tingkatan PMR Mula, Madya, dan Wira aktif mengedukasi sebaya melalui Open House pada 19 September 2025, dengan kampanye hemat listrik, mematikan lampu saat tidak digunakan, serta bersepeda untuk perjalanan dekat.Zahwa Agar Salim, perwakilan kontingen di bidang Remaja Tangguh, menegaskan:“Edukasi ke teman sebaya kami lakukan dengan menyampaikan dampak perubahan iklim dan pencegahannya.
Sekarang bukan saatnya hanya bicara, tetapi kita harus bergerak melakukan aksi nyata. Kita wajib melaksanakan adaptasi iklim untuk menjaga bumi kita yang semakin tua ini,” ujarnya.Untuk memperkuat pesan, peserta juga mengadakan penandatanganan komitmen dengan tagar #AksiMudaJagaIklim sebagai simbol kepedulian generasi muda terhadap bumi.Selain membawa pesan lingkungan, Kontingen PMI Kabupaten Pasuruan memperkenalkan budaya lokal melalui busana adat Suku Tengger dan kuliner khas, seperti klepon dan mangga alpukat. Kehadiran ini menjadi ruang edukasi, promosi budaya, dan ajakan menjaga alam demi masa depan bersama.