SURABAYA - Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menyerahkan penghargaan kepada 590 orang Pendonor Darah Sukarela dari 38 Kabupaten/Kota se-Jatim, yang telah melakukan donor darah melalui Palang Merah Indonesia (PMI) Jatim sebanyak 75 kali hingga tahun 2024.
Penghargaan berupa piagam dan Lencana diserahkan dan disematkan langsung oleh Pj. Gubernur Adhy kepada sepuluh orang perwakilan pendonor di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (29/10).
Dalam kesempatan ini, Pj. Gubernur Adhy mengatakan bahwa para pendonor darah sukarela ini merupakan wujud nyata solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Untuk itu, ia mengapresiasi penuh atas keikhlasan para pendonor yang bisa menyelamatkan banyak nyawa di Jawa Timur.
"Atas nama masyarakat dan jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pendonor darah. Anda semua adalah aset yang luar biasa dengan keikhlasan luar biasa, mendonorkan darah secara rutin," katanya.
Melalui kebiasaan rutin tersebut, kata Pj. Gubernur Adhy, stok darah di Jatim sampai saat ini tidak pernah kekurangan, bahkan bisa melebihi kebutuhan. Sehingga Jatim terus bisa menjadi provinsi yang bisa diandalkan karena memiliki stok darah yang stabil.
"Ini artinya masyarakat Jatim yang punya keinginan dan kemauan menjadi pendonor darah sangat luar biasa. Bahkan, kalau kesempatannya dibuka bisa semakin besar," ungkapnya.
Pj. Gubernur Adhy melanjutkan, walau dengan kondisi stok darah yang stabil, kesadaran masyarakat dan jumlah pendonor darah khususnya pendonor darah sukarela masih harus ditingkatkan. Untuk itu, pihaknya akan serius mendukung upaya PMI Jatim dalam meningkatkan jumlah pendonor darah sukarela, utamanya yang berasal dari generasi muda.
Bukan tanpa alasan, saat ini jumlah donor darah sukarela di Jawa Timur mencapai 180.000 orang yang masing-masing bisa menghasilkan dua kantong darah. Sedangkan, kebutuhan kantong darah yang ditargetkan oleh PMI Pusat adalah dua persen dari jumlah masyarakatnya atau di Indonesia kurang lebih sejumlah 740.000 kantong darah.
"Keberadaan para pendonor darah sukarela inilah yang penting. Dan sesuai kewenangan kita di wilayah SMA/SMK, kita akan dukung sosialisasi ini. Harapannya generasi muda bisa menggantikan dengan contoh-contoh yang baik tadi," jelasnya.
Selain itu, ia juga berharap agar dukungan bisa diperoleh dari pemerintah di kab/kota. Ia berharap Bupati/Walikota di Jatim bisa menjadikan standar bagi setiap rumah sakitnya untuk memiliki Bank Darah masing-masing. Tujuannya sebagai tempat penyimpanan sekaligus pengelolaan, mengingat darah tidak bisa disimpan di tempat sembarangan.
Cukupnya ketersediaan darah ini, lanjutnya, juga membantu menyukseskan program prioritas Pemprov Jatim yaitu penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi. Dimana, salah satu penyebab kematian ibu terbanyak adalah akibat perdarahan.
"Untuk itu, kami mengajak masyarakat untuk bisa menjadi pendonor darah. Saya sendiri juga pernah secara rutin melakukan donor darah dan merasakan dampak positif bagi kesehatan saya," katanya.
"Saya merasa sehat sekali. Ketika darahnya telah diganti, saya merasa lebih muda. Saya juga lihat tadi, mereka yang mendapatkan penghargaan terlihat sangat sehat," imbuhnya.
Lebih lanjut, Adhy menyampaikan, selain memberikan manfaat untuk kesehatan diri sendiri, donor darah bisa menjadi amal baik bagi kemanusiaan untuk membantu keselamatan nyawa orang lain.
"Penghargaan ini masih kurang tentunya, namun sebaiknya kita bisa menggandeng dunia farmasi, kedokteran yang mana seharusnya mempunyai tanggung jawab yang sama untuk memberikan penghargaan bagi para pendonor darah sukarela disamping pemerintah," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua PMI Jatim H. Imam Utomo mengatakan bahwa Jawa Timur selalu terdepan dalam menjaga stok darah dibanding provinsi lain di Indonesia.
Dimana, target produksi darah yang ditetapkan oleh PMI pusat tahun 2024 sebanyak 744.000 kantong atau 2% dari jumlah penduduk Jatim, namun realisasinya mencapai 1.284.889 kantong atau 2,79% sehingga melebihi target.
"Jumlah pendonor darah sukarela kita terus meningkat. Baik yang 50 kali, 75 kali hingga 100 kali. Tentu saya sangat bangga," ungkapnya.
Ia berharap, jumlah pendonor darah sukarela bisa lebih ditingkatkan dengan sosialisasi yang masif kepada murid SMA/SMK melalui program Palang Merah Remaja atau PMR.
"Karena mereka ialah generasi-generasi muda yang bisa menggantikan para pendonor darah sukarela yang tadi sudah 75 kali melakukan donor darah," pungkasnya. (*)