GRESIK (PMIJawaTimur.or.id) - Peringatan hari relawan PMI tingkat provinsi Jawa Timur dilakukan dengan upacara yang diikuti ratusan relawan di halaman Pusdik PMI Pusat di Gresik, Senin (11/12/2023).
Upacara dipimpin Ketua PMI Provinsi Jawa Timur H. Imam Utomo S dihadiri Pengurus dan Dewan Kehormatan PMI Jawa Timur, Pengurus PMI Kota Surabaya, Gresik, Bangkalan dan PMI Kabupaten Sidoarjo.
Imam Utomo mengatakan bahwa relawan PMI kedepan harus lebih profesional dengan melengkapi dirinya dengan berbagai ketrampilan melalui pelatihan - pelatihan sebelum terjun di lokasi bencana.
PMI Jawa Timur telah merevitalisasi PMR yang diawali dengan melakukan MoU dengan Dinas Pendidikan Jawa Timur. Tindak lanjut dari MoU tersebut nantinya akan dibentuk PMR di sekolah sekolah. Minimal 50 relawan tiap kabupaten dan mereka harus melalui proses pelatihan. Setelah lulus mengikuti pelatihan baru diberikan sertifikat.
Sesuai undang undang kepalangmerahan No.1/2018 dimana setiap terjadi bencana, enam jam setelahnya relawan sudah berada di lokasi bencana. Tenda harus berdiri, tim dapur umum harus sudah siap, juga evakuasi. Itu semua ada pelatihannya.
`Kita tidak ingin mengirimkan relawan tapi sampai lokasi malah tidak bisa apa apa,` tegas Imam Utomo, mantan Pangdam V/Brawijaya dan Gubernur Jawa Timur dua periode ini.
Bencana itu bisa terjadi di mana mana. Dan bencana itu bukan hanya gunung meletus saja. Di musim kemarau ada bencana kekeringan yang berujung krisis air bersih. Sedangkan di musim penghujan juga terjadi banjir. PMI harus siap disitu.
Peringatan hari relawan PMI ditandai dengan penyerahan penghargaan kepada lima relawan yang telah membaktikan dirinya untuk kegiatan kemanusiaan diantaranya M. Putra Setya Pamungkas dan Finna Khoirunnisa dari Surabaya, Santoso dari PMI dari Kabupaten Malang, Holik Arisandi dari PMI Kabupaten Probolinggo dan Tri Putra Dana Rahayanto dari PMI Kab Banyuwangi.
Dalam kesempatan yang sama Imam Utomo juga menyerahkan bantuan sembako kepada Panti Asuhan Roudlotul Yasmin, Panti Asuhan Nurul Janna dan Panti Asuhan Al Misykah. Setelah upacara dilannjutkan dengan potong tumpeng. (*)