Kisah Ibu Maya Sebagai Penyintas, Bangkit dan Berjuang Pasca Gempa Bawean

Gempa yang terjadi di Tanggal 22 Maret 2024 masih menyisahkan trauma yang mendalam bagi Masyarakat di Pulau Bawean. Pasca gempa yang melanda di Pulau Bawean mengalami banyak kerusakan diantaranya yaitu kerusakan rumah warga, serta sarana prasarana di Pulau Bawean.

Ibu Mumaiyati yang biasa disapa Bu Maya berusia 38 Tahun merupakan warga Dusun Bangsal Dekatagung Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean Kabupaten Gresik mengucapkan rasa Syukur karena bisa selamat dari bencana alam gempa bumi yang melanda Pulau Bawean pada tanggal 22 Maret 2024 yang lalu. Ia merupakan ibu yang mempunyai 2 anak, bercerita pada saat gempa terjadi, ia hanya Bersama 2 anaknya di rumah dengan suami yang pergi merantau di negara tetangga.

“Saat gempa pertama terjadi, saya dengan anak-anak saya, kebetulan anak saya mau berangkat ke masjid sedangkan saya berada di dalam rumah, tiba-tiba terasa ada getaran dan tidak bisa keluar di dalam rumah”. Ucap Ibu Maya.

Gempa kedua, selepas sholat jum’at getarannya agak besar dari yang pertama dan gempa ketiga mendapatkan informasi dari media social yang menyebutkan pukul 15.00 WIB terjadi gempa susulan dan di informasikan oleh BMKG bahwa berita tersebut adalah hoax. Bu Maya menceritakan bahwa ia terus menghubungi suami yang berada di perantauan mengenai keadaan keluarganya di Bawean.

“Selepas gempa kedua, saya udah panik dan takut serta terus menghubungi via telephone suami saya untuk menginformasikan tentang keadaan saya, dan ia memberitahu saya untuk prepare barang yang dibawa, serta menginformasikan untuk hati-hati dan jaga anak”. Ucapnya sambil menangis.

Di Gempa yang ketiga, dengan kekuatan gempa maghnitudo 6.5, menyebabkan rumah  warga dan fasilitas umum di Pulau Bawean menjadi rusak, tidak luput juga rumah ibu maya yang menyebabkan beberapa bagian rumah mengalami kerusakan yang berat sehingga tidak bisa di tempati.

“Kalau ingat gempa ketiga, naudzubillah jangan sampai terjadi lagi, daun-daun di pohon bergerak dari atas menuju ke bawah begitu sebalikya. Dan selepas gempa reda, rumah saya rusak dan tidak bisa ditempati lagi. Ujarnya.

Pasca gempa tersebut, Ibu maya beserta Masyarakat mengungsi di bukit selama 1 hari yang khawatir ada gempa susulan yang mengakibatkan tsunami. Dengan beralaskan daun kelapa dan tanpa atap serta menempati tenda komunal dengan Masyarakat yang lain sekitar -+ 1 Bulan. Namun, hal tersebut berubah Ketika Palang Merah Indonesia datang untuk membangun Temporary Shelter dengan bantuan rumah sementara untuk Ibu Maya dengan ukuran 4x4 m dapat membantu Ibu Maya untuk beraktivitas Kembali pasca terjadinya Gempa di Bawean.

“ saya sangat bersyukur, dengan adanya bantuan dari PMI berupa temporary shelter dapat menjadikan tempat rumah sementara bagi keluarga saya” Ujarnya.

Kehidupan Bu Maya bisa beraktivitas pulih Kembali dengan bisa memasak, serta bisa beristirahat Bersama dengan keluarga di Temporary Shelter yang dibuat oleh PMI.

Dengan senyum kebahagiaan Ibu Maya berpesan kepada PMI untuk tidak berhenti untuk terus berbagi kebaikan kepada semua orang, dan ia mengungkapkan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada PMI yang telah membantu Masyarakat di Pulau Bawean pasca gempa hingga di masa pemulihan.

3 Responses

  1. Alhamdulillah , ucapan terima kasih kpd tim PMI kab Gresik yang selalu tanggap dan respon dari awal hingga pasca Gempa di Bawean ..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *