Surabaya (pmijawatimur.or.id) - Program Coastal Climate and Heat Action Project (CoCHAP) merupakan inisiatif global yang diimplementasikan di beberapa negara Asia, termasuk di Indonesia dan Bangladesh. Program ini merupakan pilot project Palang Merah Indonesia dengan dukungan dari Palang Merah Amerika dalam berupaya mengurangi dampak panas ekstrem di Indonesia. Pilot project ini terdapat dua kota yang menjadi lokasi project, yaitu Kota Medan dan Kota Surabaya.
Rabu (10/7) Bangladesh Red Cresent melakukan kunjungan ke Kota Surabaya untuk berbagi pengalaman mengenai program CoCHAP yang ada di dua kota Bangladesh yaitu Sakthira dan Bagherhat. Kedatangan delegasi Bangladech Red Cresent ini disambut oleh Ir. Samsul Arifin, MM selaku Pengurus PMI Kota Surabaya. Pada kegiatan penyambutan ini beliau menyampaikan terima kasih atas kepercayaannya terhadap Kota Surabaya dan merasa bangga menerima kedatangan Bangladesh Red Cresent serta berharap dalam kunjungan ini bisa bertukar pengalaman mengenai program CoCHAP. “Saya sanagat berterima kasih kepada Palang Merah Indonesia Pusat dan Palang Merah Amerika atas kepercayaannya terhadap kota Surabaya dan kami bangga sekali Surabaya menjadi tujuan kunjungan dari saudara-saudara kita yang ada di Bangladesh Red Cresent, semoga dalam kunjungan ini kita dapat bertukar pengalaman tentang program CoCHAP ini.” ucap Ir. Samsul Arifin,MM
Pada pertemuan internal itu juga dilakukan diskusi mengenai proses pelaksanaan program CoCHAP baik di Kota Surabaya dan Bangladesh. Di Kota Surabaya proses pelaksanaan program ini baru berjalan sekitar 1 tahun. Pada proses pelaksanaan program CoCHAP ini PMI Kota Surabaya berkolaborasi dengan Pemerintah dan stakeholder lain yang bergerak dalam perubahan iklim. Pada kolaborasi itu terbentuk sebuah koalisi yang bernama “PATREM BOYO” (Panas Ekstrem Suroboyo). Pada 2 Juni lalu Koalisi ini melaksanakan kegiatan perdana dalam memperingati Hari Aksi Panas Dunia di Car Free Day Taman Bungkul, Darmo. Dimana kegiatan tersebut melibatkan komunitas pekerja luar ruangan, pelajar dan komunitas lingkungan serta kampanye aksi panas dengan parade angklung.
Lain hal dengan program CoCHAP di Bangladesh, karena Gelombang Panas melanda di Bangladesh dan mengakibatkan kerusakan hingga korban jiwa. Bangladesh Red Cresent juga melakukan kerjasama dengan unsur pemerintah lain hingga membuat Rencana Aksi Panas Kota. Bahkan beberapa program CoCHAP sudah menjadi bagian dari program pemerintah Kota Bagherhat dan Satkira.
Pada hari kedua, rombongan tim Bangladesh melakukan diskusi dengan pemerintah Kota Surabaya yang tergabung dalam koalisi PATREM BOYO dan disambut oleh Kepala BPBD Kota Surabaya Agus Hebi Djuniatoro, S.T.,M.T. selaku koordinator koalisi. Pada sambutan Selamat datang Agus Hebi Djuniatoro, S.T., M.T. menyampaikan, “Geografis Kota Surabaya dan Bangladesh ini berbeda sehingga pengurangan risiko terhadap dampak perubahan iklim khususnya panas ekstrem perlu penyesuaian dari berbagai sektor”. Pada pertemuan tersebut tim Bangladesh Red Cresent sangat tertarik dengan Kota Surabaya yang terlihat bersih dan tertata rapi. Sehingga, mereka ingin belajar lebih banyak lagi di Kota Pahlawan ini.
Selanjutnya, Rangkaian kegiatan tim Bangladesh Red Cresent yaitu kunjungan menuju ke Command Centre 112 Kota Surabaya, BMKG Juanda, dan Pengelolaan Sampah Akhir di Benowo. Selama 3 (tiga) hari di Kota Surabaya ini banyak hal yang ingin dipelajari oleh tim Bangladesh Red Cresent mulai dari pengelolaan air hingga limbah rumah tangga.