Probolinggo (PMI Jawa Timur.or.id) — Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan program CSR PT. Paiton Energy menggelar kegiatan Kajian Risiko Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di tiga sekolah di Kecamatan Dringu. Kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap mulai 11 hingga 13 November 2025 di SMP Negeri 1 Dringu, SMA Negeri 1 Dringu, dan SMK Negeri 1 Dringu.
Kegiatan kajian risiko ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan sekolah dalam menghadapi potensi bencana, sekaligus memastikan satuan pendidikan memiliki sistem perlindungan yang aman bagi siswa, guru, dan seluruh warga sekolah.
Pelaksanaan kegiatan di masing-masing sekolah dihadiri oleh Dewan Pengawas Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, Komite Sekolah, Kepala Sekolah, Dewan Guru, perwakilan siswa, Tim SIBAT Desa Dringu, serta relawan PMI Kabupaten Probolinggo.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ibu Ir. Dewi Korina, M.MA , selaku Sekretaris Pengurus PMI Kabupaten Probolinggo. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pentingnya peran sekolah sebagai tempat yang aman dan tangguh dalam menghadapi berbagai ancaman bencana.
“Sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga pusat pembentukan karakter dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana. Dengan kajian risiko ini, kita berharap sekolah mampu mengenali ancaman dan mengelola risikonya secara mandiri,” ujar Ibu Dewi.
Selama kegiatan berlangsung, peserta terlibat aktif dalam proses identifikasi potensi bahaya di lingkungan sekolah, penilaian kapasitas, serta penyusunan rencana aksi pengurangan risiko bencana. Fasilitator dari PMI Provinsi Jawa Timur Ibu Arna Ferrajuanie juga memberikan pendampingan teknis agar hasil kajian dapat menjadi dasar dalam penyusunan rencana kontinjensi dan simulasi kebencanaan di sekolah.
Program Kajian Risiko SPAB ini merupakan bagian dari komitmen bersama antara PMI Kabupaten Probolinggo dan PT. Paiton Energy untuk mendukung terciptanya sekolah aman, tangguh, dan berdaya melalui kegiatan pengurangan risiko bencana berbasis pendidikan dan masyarakat.
Dengan terlaksananya kegiatan di tiga sekolah ini, diharapkan terbentuk model sekolah aman bencana yang dapat menjadi contoh bagi satuan pendidikan lainnya di Kabupaten Probolinggo.


















