Oleh: Djoko Tetuko Abdul Latief
(Ketua Dewan Kehormatan PWI Jatim)
Puluhan juta umat Islam di kota-kota besar secara bergelombang kembali pulang ke kampung halaman, dari berbagai penjuru nusantra. Tradisi pulang kampung ini semakin kuat dan populer disebut mudik. Berbagai model mudik dilakukan dengan secermat mungkin, mengatur keuangan dan memberi kesan silaturrahmi kepada sanak saudara tetap terjalin dengan baik.
Tradisi mudik sendiri sesungguhnya penguatan silaturrahmi. Apalagi dalam `Silaturrahmi Akbar`. Silaturrahmi bak orkestra karena dalam gelombang kebersamaan semua umat menyediakan berbagai suguhan untuk menjamu tamu, siap meminta maaf dan menerima permohonan maaf. Dengan satu sikap sebuah kegotongroyongan dalam silaturrahmi. Sekaligus kedahsyatan kegiatan keagamaan berbaur dalam budaya.
Silaturrahmi gotong royong sebagai budaya bangsa Indonesia, semata-mata karena ingin menyempurnakan amal ibadah menjadi lebih kaffah (sempurna). Setelah memohon ampunan kepada Sang Pencipta, Tuhan Yang Kuasa dan Perkasa, melakukan puasa wajib selama satu bulan penuh, menghiasi dengan sholat Taraweh, sholat Tahajud, infak dan sadaqoh, memberikan makan dan minum orang yang berpuasa, mengeluarkan zakat juga zakat fitrah.
Semua catatan amal ibadah itu hampir sebagian besar hubungan dengan Alah Subhanahu wa Ta`ala (Hablu Minna Allah). Sedangkan sebagian juga hubungan dengan sesama manusia (Hablu Minna Nas). Sehingga guna meningkatkan ibadah terutama saling memaafkan sesama manusia, maka forum silaturrahmi gotong royong adalah suasana paling.berkesan dan mampu menjawab keinginan silaturrahmi akbar dan silaturahmi gotong royong.
Silaturrahmi akbar karena semua umat dari mulai anak-anak sampai kakek nenek, lintas batas saling memohon maaf dan memaafkan dengan rasa senang gembira. Bahkan di antara yang dianugerahi rejeki berlebih memberi kesenangan anak-anak dan tamu dengan memberi uang sebagai hadiah. Tentu saja dalam jumlah sangat kecil. Tetapi itulah kedahsyatan sikaturrahmi gotong royong.
Silaturrahmi gotong royong karena suasana saling memohon maaf dan memaafkan, semua umat terlibat aktif secara totalitas mendorong dan membantu sesama, untuk menuntaskan dan mensukseskan silaturrahmi. Sebuah orkestra beragama begitu indah nan bermarwah.
Kekuatan silaturrahmi akbar dan silaturrahmi gotong royong bersama sanak saudara, bersama teman dan kerabat satu kampung, maka mudik menjadi pilihan dan semakin menguat menjadi tradisi setiap Hari Raya Idul Fitri. Itulah sebuah kekuatan silaturrahmi. Apalagi silaturrahmi (karena suka suka Allah SWT) dapat mengubah takdir panjang umur, banyak rejeki dan luas.
Sabda Rasul (Nabi Muhammad SAW)
menyebutkan. Dari Ibnu Syihab dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: `Barangsiapa ingin dilapangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.` (HR. Bukhari) ((Shahih No.5986 Versi Fathul Bari)).
Apalagi perintah
mempererat silaturahmi Allah berfirman pada Surat An Nisa ayat 1 ; Yaa ayyuhan naasu taquu rabbakumulladzii khalaqakum min nafsin waahidatin wa khalaqa minhaa zaujahaa wa batsa minhumaa rijaalan katsiiran wa nisaaa a. Wattaqullaaha ladziii tasaaa aluuna bihii wal arkhaam innallaaha kaana `aalaikum raqiibaa.
((`Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu. )).
Kandungan dari Surat An Nisa ayat 1 sudah jelas Allah memerintahkan kepada manusia agar bertakwa kepada Allah, yang memelihara manusia dan melimpahkan nikmat karunia-Nya.
Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya, kita saling meminta pertolongan antarsesama, dengan saling membantu, dan juga peliharalah hubungan kekeluargaan dengan tidak memutuskan tali silaturahmi. Menjalin persatuan dan menjaga ikatan kekeluargaan adalah dasar ketakwaan yang dapat mengantarkan manusia ke tingkat kesempurnaan.
Silaturrahmi sebagai ikatan menjaga kekeluargaan dan meningkatkan ketakwaan, mau tidak mau, terus menerus dipopulerkan untuk menyempurnakan predikat setelah berpuasa dan berzakat fitrah. Bertakwa, kembali dalam kesucian, dan terbebaskan dari dosa atau kesalahan sesama manusia melalui silaturrahmi gotong royong. (@)