Gresik (pmijawatimur.or.id) – hristopher Kevin, remaja berusia 18 tahun asal Kota Mojokerto, Jawa Timur, adalah sosok yang mencerminkan semangat dan dedikasi generasi muda untuk mengabdi kepada masyarakat. Siswa kelas XII SMA TNH ini bukan hanya dikenal di lingkungan sekolah, tetapi juga di tingkat provinsi sebagai semifinalis Duta Generasi Berencana (GenRe) Jawa Timur dan anggota aktif Palang Merah Remaja (PMR).
Sebagai anak tunggal dari pasangan Andi Wono dan Yulike Handoyo, Christopher tumbuh dalam lingkungan keluarga yang penuh dukungan. Ayahnya yang gemar donor darah dan ibunya yang selalu memberi semangat menjadi sumber motivasi utamanya. “Orang tua 100% mendukung apa yang saya sukai,” ujarnya. Sikap suportif keluarga inilah yang membuat Christopher berani mengeksplorasi berbagai aktivitas di luar sekolah.
Ketertarikan Christopher pada Duta GenRe bermula dari saran gurunya. Awalnya, saat kelas X, ia mengaku belum memahami tujuan dan tanggung jawab Duta GenRe. Ia bahkan sempat gagal dalam percobaan pertamanya karena belum menemukan passion. Namun, rasa ingin tahunya membawanya kembali mencoba. Melihat kegiatan Duta GenRe yang berinteraksi langsung dengan masyarakat, ia merasa tertarik. “Saya suka berbicara dan sharing. Saya ingin mengajak teman sebaya melakukan hal-hal positif,” katanya.
Perjuangannya tak mudah. Dari sekitar 100 kandidat di Kota Mojokerto, hanya delapan laki-laki dan delapan perempuan yang terpilih. Christopher lolos hingga tahap semifinalis provinsi. Selama tujuh bulan, ia menjalani latihan, bimbingan materi, dan karantina hingga grand final. Walau harus meninggalkan beberapa jam pelajaran sekolah, dukungan guru dan fleksibilitas tugas membuatnya tetap berprestasi. “Puji Tuhan, saya masih bisa mengimbangi. Di kelas 11, saya masuk 10 besar,” ujarnya.
Selain GenRe, Christopher juga aktif di PMR. Keterlibatannya berawal dari ajakan kakak kelas. Bagi Christopher, PMI bukan hanya soal membantu korban bencana atau donor darah, tetapi juga membentuk karakter. “Ada stereotipe laki-laki di PMI itu menye-menye. Padahal, justru butuh cowok kuat, berintegritas, dan mampu bekerja sama,” tegasnya. Ia bahkan mengajak teman-temannya bergabung, dan kini semakin banyak siswa yang tertarik.
Pengalaman mengikuti Jumbara (Jumpa Bakti Gembira PMR) menjadi momen tak terlupakan baginya. Christopher merasa bangga bisa bertemu peserta dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur, memperluas pertemanan hingga Nganjuk dan Madiun. Ia berharap Jumbara dapat berkembang ke tingkat nasional. “Kita bisa berbaur dari Sabang sampai Merauke,” ujarnya penuh antusias.
Christopher tidak menyesali pilihannya untuk aktif di dua organisasi sekaligus. Baginya, pengalaman ini mengajarkan kepemimpinan, kerja sama, dan kepekaan sosial. “Saya bersyukur bisa berbaur dengan masyarakat dan belajar menjadi pribadi lebih baik,” ucapnya.
Dengan semangat berbagi dan kepedulian sosial yang tinggi, Christopher Kevin menjadi teladan remaja Mojokerto. Ia membuktikan bahwa usia muda bukan penghalang untuk memberi dampak positif bagi lingkungan sekitar. Melalui PMI dan Duta GenRe, ia terus menyalakan “api” untuk menginspirasi teman sebaya agar terlibat dalam kegiatan bermanfaat dan membangun masa depan yang lebih baik.


















